REBO WEKASAN
Oleh : Ahmad Nur Hadi SHI
( Pengasuh MQ Roudlotul Jannah Wage Sidoarjo )
Rebo wekasan adalah hari rabu terakhir pada bulan sofar insya
Allah tahun ini jatuh pada tanggal 8 Januari, yang menurut sebagian ulama’ ahli
mukasyafah (yang mendapatkan ilmu yang sulit dimengerti orang lain seperti hal
hal ghaib) seperti Imam Nawawi Banten, pada hari itu adalah turunya bala’, Hal
ini sebagaimana disebutkan dalam kitabnya Nihayatu Zain Hal 67 :
(قوله لنزيلة ) ونقل بعض الفضلاء انه ورد انّ البلايا المقدرة فى
السنة تنقل من اللوح المخفوظ الى السماء الدنيا فى ليلة اخر اربعاء من شهر صفر
وانّ من كتب هذه الايات السبع فى اناء ومحا هن بماء وشربه لم يصيبه شيئ من تلك
البلايا, وهى : سلام قولا من رب رحيم , سلام على نوح فى العالمين , سلام على
ابراهيم , سلام على موسى وهارون سلام على ال ياسين , سلام عليكم طبتم فادخلوها
خالدين , سلام هى حتى مطلع الفجر . وهى سبع سلامات. انتهى
“(Qunut Nazilah) Sebagian ahli Fudola’ menukil sebuah keterangan
bahwa Bala’ Allah dalam setahun turun dari lauhil mahfudz ke dunia pada malam
rabu terakhir bulan shofar dan bahwasanya barang siapa yang menulis tujuh ayat
ini didalam bejana dan dilebur dengan air kemudian diminum maka orang tersebut
tidak akan mendapatkan bala’ secuil pun., ayat tujuh tersebut adalah : “salamun
qoulan mir robbir rohim, salamun ‘ala nuhun fil ‘alamin, salamun ‘ala ibrahima,
salamun ‘ala musa wa harun, salamun ‘ala ilyasiin, salamun ‘alaikum thibtum
fadkhuluha kholidiiin, salamun hiya hatta mathla’il fajr “.”
Diantara
ritual ritual rebo wekasan adalah: 1. Sholaat rebo wekasan yang dikerjakan pada
waktu pagi hari setelah matahari terbit
2. Membaca wirid khusus, meminum air azimat (sebagaimana ta’bir diatas)
3. Selamatan.
Sejarah rebo wekasan mempunyai
dua versi,yang pertama versi ulama’ tasawuf, bahwa para ulama’ mukasyafah
pernah melihat bala’ Allah turun pada hari itu. Versi kedua, datangnya dari
masyarakat jahiliyyah, bahwa hari rabu sofar terakhir adalah hari turunnya
bala’ Allah kepada orang orang yang durjana yang menentang terhadap dakwah para
Nabi, ()
TRADISI
TRADISI TERSEBUT DALAM PERSPEKTIF FIQIH ASWAJA
Para
ulama’ fiqih menyikapai permasalahan permasalahan tersebut diatas, mereka
membuat sebuah keputusan hukum sebagai berikut :
1.Bahwa
sholat rebo wekasan adalah bid’ah
madzmumah,Sebab tidak pernah disyariatkan pada masa Rasulullah SAW. hal
ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa kitab fiqih, yaitu :
a.
Kanzun najah was syurur hal 17 – 18
(تنبيه )قال العلامة الشيخ زين الدين تلميذ ابن حجر المكى فى كتابه
(ارشاد العباد ص 32) كغيره من علماء المذهب – (ومن البدع المذمومة ) التى يأثم
فاعلها ويجب على ولاة الامر منع فاعلها صلاة الرغائب .... الى ان قال .... اما
احاديثها فموضوعة باطلة ولا تغتر بمن ذكرها. انتهى. (قلت) ومثله صلاة صفر, قمن
اراد الصلاة فى وقت من هذه الاوقات فلينو النفل المطلق فرادى من غير عدد معين وهو
ما لا يتقيد بوقت ولا سبب ولا حصر له.
“
(Pengingat) Telah berkata Al Allamah Syaikh Zainuddin Murid Ibnu Hajar Al Makky
dalam kitabnya (Irsyadul Ibad hal 32)seperti yang lainya dari Ulama’ Madzhab _
(Dan sebagian dari Bid’ah Madzmumah)yang berdosa bagi pelakunya, dan wajib bagi
pemimpin / penanggung jawab mencegah pelakunya mengerjakan sholat Rogho’ib
……….. Adapun haditsnya maudlu’ juga bathil, dan . (saya berkata) dan semisalnya (sholat
rogho’ib) adalah sholat shofar, barangsiapa yang menginginkan mengerjakan
sholat pada waktu tersebut maka hendaklah berniat sholat Muthlaq tanpa hitungan
yang ditentukan dan sholat muthlaq tidak dibatasi waktu, sebab dan tiada
batasannya.
c.
I’anatut tholibin jilid 1 hal 271
، كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها
صلاة الخير، ويجتمعون فيها، وربما صلوها جماعة. وروي عن الحسن البصري رحمه الله
أنه قال: حدثني ثلاثون من أصحاب النبي (ص) أن من صلى هذه الصلاة في هذه الليلة نظر
الله تعالى إليه سبعين نظرة، وقضى له بكل نظرة سبعين حاجة أدناها المغفرة. اه. قال العلامة الكردي: واختلف العلماء فيها، فمنهم من قال لها طرق
إذا اجتمعت وصل الحديث إلى حد يعلم به في فضائل الاعمال. ومنهم من حكم على حديثها
بالوضع، ومنهم النووي،
“Para
ulama salaf mengerjakan sholat ini dan menamainya dengan sholata khoir,dan
mereka sepakat dalam hal itu, dan terkadang mereka mengerjakaannya secara
berjamaah. Dan diriwayatkan dari Imam hasan Al Bashry : telah bercerita pada
saya 30 sahabat Nabi SAW bahwasanya orang yang mengerjakan sholat ini pada
malam hari Allah akan melihatnya dengan 70 pandangan, dan Allah akan
mengabulkan baginya disetiap pandangan 70 hajat dan hajat yang paling rendah
adalah ampunan
Untuk menghindari dari Bid’ah
madzmumah tersebut maka dianjurkan untuk merubah niat sholat sholat tersebut
dengan sholat sunnah mutlak, atau sholat hajat. Sebagaimana disebutkan dalam
Ahkamul Fuqoha’ 1 / 108 :
قال فى الجزء الثانى من تحفة المحتاج فى باب
الصلاة الاشراق, ما نصه : ولا تصح الصلوات بتلك النيات التى استحسنها الصوفية من
غير ان يرد لها اصل فى السنة. نعم ان اطلق الصلاة ثم دعا بعدها بما يتضمن نحو
استعادة واستخارة مطلقة لم يكن بذالك بأس.
“Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj pada bab Sholat
Isyroq : Dan tidak sah sholat dengan niat niat yang menurut para sufi adalah
bagus,sebab tidak ada dalilnya, Benar (tidak boleh niat dengan hal tersebut),
jika mengerjakan sholat muthlaq kemudian berdoa setelahnya dengan kalimat yang
mengandung perlindungan dan mohon kebaikan maka tidak apa apa melakukan niat
sholat muthlaq tersebut “
Cara
Niat sholat muthlaq nya:
اُصَلِّي سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ
القِبْلاةِ لله تَعَالَي
2.
Tradisi membaca wirid tertentu yang ghoiru masyru’ (tidak ada anjuran /
syariatnya) dan meminum air azimat.
Sungguh tidak ada larangan
melakukan do’a yang dilakukan pada momentum momentum tertentu, kapan pun dan
dimanapun kita berdo’a, Allah SWT selalu mendengar do’a kita. Bahkan Allah
memerintahkan kita untuk berdoa, :
ادعونى استجب لكم (المؤمن 6)
“ Berdo’alah kamu sekalian kepadaku, niscaya aku akan
mengabulkan doa kamu sekalian “
Meminum air azimat pun tidak
ada larangan, sebab sebagai seorang yang beriman tentunya meyakini bahwa tidak
satupun yang bisa mendatangkanmanfaat dan ,madlorot kecuali hanya Allah. Dan
dalam kapasitas kita sebagai seorang hamba yang beriman mesti melakukan upaya
atau ikhtiar untuk mendapatkan manfat dan terhindar dari madlorot. Keberadaan
air azimat adalah dalam kapasitas ikhtiar, sama dengan keberadaan nasi maupun
obat obatansebagai ikhtiar untuk mendapatkan kenyang dan kesembuhan. Ikhtiar
menggunakan air azimat ini pernah dilakukan para sohabat dimasa hidupnya
Rasulullah SAW.
عن عوف بن
مالك الاشجعى قال كنا نرقى فى الجاهلية
فقلنا يا رسول الله كيف ترى فى ذالك
فقال اعرضوا عليّ رقاكم لا بأس بالرقى مالم يكن فيه شرك (مسلم رقم 4079 )
3.
Membuat selamatan (memperbanyak sodaqoh) baik dengan membuat jamuan yang
dikirim ke masjid atau mushola, setelah acara ritual selesai jamuan tersebut
dimakan bersama sama oleh seluruh yang hadir atau bersodaqoh dengan yang lain.
Mereka mendasarkan pada hadis tentang fadlilah sodaqoh, yaitu:
الصدقة ترد البلاء وتطول العمر ( تنقيح القول 29
)
“Sodaqoh itu menolak balak dan memanjangkan umur “
KESIMPULAN
Tradisi rebo wekasan adalah
bukan bagian dari ajaran agama atau ibadah, akan tetapi merupakan salah satu
dari tradisi yang positif . Dimana tradisi tersebut termotivasi dari semangat
husnudzan dan keyakinan kuat kepada para Auliya’, sebagaimana disebutkan dalam
Al Qur’an surat yunus ayat 62 :
أَلا إِنَّ أَوْلِياءَ اللَّهِ
لا خَوْفٌ )عَلَيْهِمْ
في الدارين من لحوق مكروه (وَلا
هُمْ يَحْزَنُونَ
“
Ingatlah sesungguhnya para wali Allah tiada merasa takut (didalam dua dunia
dari menimpa perkara yang dibenci )juga
tidak merasa sedih “[1]
Segala bentuk ritual yang
dilakukan pada rabu wekasan adalah menjadi bagian dari tradisi seperti halnya
ulang tahun , tujuh belas agustus , maulid Nabi, isro’ mi’roj dan sebagainya.
Dimana tinjauan hukumnya sangat bergantung pada teknis pelaksanaanitu sendiri.
Adakah pelaksanaan itu sesuai dengan ketentuan syari’at ataukah terjadi
penyimpangan, maka status hukumnya mengikuti. Kepada mereka yang meyakini
kebenaran apa yang disampaikan oleh para wali maka hendaknya melakukan ritual
ritual tersebut tanpa harus terkecoh oleh slogan Bid’ahmaupun syirik, karena
tidak satupun ajaran dari para wali Allah menyimpang dari ajaran Allah SWT .
Begitu pula bagi yang tidak meyakini untuk tidak mudah melakukan tuduhan bid’ah
dan syirik pada mereka yang mengamalkannya.